IP Subnetting Concept
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub
jaringan yang lebih kecil yang disebut “subnet.” Subnetting digunakan untuk
memudahkan pengelola jaringan komputer (system Administrator, Network
Administrator, maupun pengguna biasa) dalam mengelola jaringan, melakukan
alokasi IP Address untuk setiap ruangan dan gedung sesuai dengan kebutuhan.
Proses subnetting sendiri dilakukan dengan menggunakan nilai CIDR seperti yang
disebutkan sebelumnya.
• CIDR (Classless Inter Domain Routing)
CIDR atau Classless Inter Domain Routing merupakan sebuah
proses sebagai solusi untuk mengefisiensi dalam pengalamatan alokasi IP Address
yang dilakukan pada pengkelasan IP Address yang ada. CIDR juga dapat
memungkinkan IP Address pada suatu kelas dapat menampung jumlah seperti kelas
lainnya apabila dalam implementasinya terdapat penyesuaian atau penambahan host
yang tidak terduga sebelumnya. Berikut adalah table CIDR untuk keperluan
Subnetting :
Tabel 3.1 CIDR Prefix untuk ketiga kelas IP Address
• Subnetting IP Address Kelas C
Subnetting IP Address kelas C merupakan kelas subnetting
yang paling mudah, karena IP Address kelas C hanya memiliki Host ID (Alamat
Host) pada bagian terakhir IP Addressnya. Contoh IP Address 192.168.2.1 maka
angka 1 pada digit terakhir adalah yang dimaksud dengan Host ID, sedangkan 3
blok angka sebelumnya adalah Net ID atau Network ID (Alamat Jaringan).
Langsung ke tahap perhitungannya, sebagai contoh, kita
menganalisa IP Address 192.168.1.0/26 atau dapat ditulis dengan 192.168.1.0
netmask 255.255.255.192 yang berarti IP Address tersebut memakai prefix length
/26 pada tabel CIDR. Langkah pertama adalah merubah angka prefix tersebut
menjadi 32 bit bilangan biner (IPv4 berjumlah 32 bit), maka akan menjadi
11111111.11111111.11111111.11000000 (tulis angka 1 sebanyak 26 kali dengan
pemisahan 8 digit, kemudian setelah mencapai 26, untuk memenuhi 32 bit maka isi
angka 0). Setelah itu rubah 32 bit bilangan biner tersebut kedalam bentuk
decimal, maka akan diperoleh angka 255.255.255.192 . Subnetting sendiri akan terfokus
kedalam 4 hal, diantaranya :
A. Jumlah Subnet = 2x , dimana x adalah banyaknya binari 1
pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet
terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
B. Jumlah Host Per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi
jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.
C. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet
mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192
D. Keterangan Untuk Tiap subnetnya, data atau alokasi tiap
subnet akan disajikan dalam bentuk tabel :
Tabel 3.2 Keterangan hasil Subnetting prefix /26
• Subnetting IP Address Kelas B
Subnetting IP Address kelas B hampir sama dengan kelas C,
hanya saja kelas B memiliki Net ID pada 2 oktet pertama dan Host ID pada 2
oktet terakhir IP Address. Langsung saja kepada contoh kasusnya, IP Address
172.16.0.0/18 dirubah menjadi 32 bit bilangan biner untuk prefixnya menjadi
11111111.11111111.11000000.00000000 lalu dirubah kedalam bilangan desimal
menjadi 255.255.192.0 . dapat dihitung menjadi beberapa subnet dan host :
A. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1
pada 2 oktet terakhir.
Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
B. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah
host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host.
C. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64
+ 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192 . D.
Keterangan Untuk Tiap subnetnya :
Tabel 3.3 Keterangan Hasil Subnetting kelas B prefix /18
• Subnetting IP Address Kelas A
Selanjutnya untuk Subnetting kelas A karena peruntukan daya
tampung alokasi IP Address yang banyak, maka IP kelas A memiliki Net ID pada
oktet pertama, dan Host ID pada 3 oktet terakhir. Untuk contoh kasusnya
misalkan IP Address 10.0.0.0/16 . maka jika dirubah menjadi subnet mask 32 bit
bilangan biner akan menjadi
11111111.11111111.00000000.00000000 setelah itu dirubah
kedalam bentuk desimal akan menjadi 255.255.0.0 dan hasilnya akan menjadi :
A. Jumlah Subnet = 28 (perpangkatan 8 adalah jumlah angka 1
biner diambil dari oktet kedua sampai ke empat) = 256 subnet.
B. Jumlah Host per Subnet = 216 (perpangkatan 16 merupakan
jumlah angka 0 biner diambil dari oktet kedua hingga oktet keempat) – 2 =
65.534 host. C. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4,
.. 255
D. Keterangan Untuk Tiap Subnetnya :
Semoga Bermanfaat.
Ingin mengenal lebih tentang kampusku? Cek >>> UNIKU
Komentar
Posting Komentar